Senin, 12 Januari 2009


TOKYO, JUMAT - Di mana-mana, tikus dan kucing adalah musuh bebuyutan, namun ilmuwan Jepang berhasil menghilangkan rasa takut tikus terhadap kucing melalui rekayasa genetika. Keberhasilan tersebut memberikan petunjuk untuk mempelajari lebih dalam perilaku manusia terhadap khususnya takut dan cara mengendalikannya.Seperti dilaporkan jurnal Nature edisi November, yang juga dilaporkan Kompas.com, para ilmuwan di Universitas Tokyo sukses mematikan insting ketakutan tikus jika mencium bau atau kehadiran seekor kucing. Prestasi ini sekaligus membuktikan bahwa ketakutan tikus terhadap kucing bersifat genetis dan tidak berdasarkan pengalamannya."Tikus secara alami takut terhadap kucing dan biasanya panik atau langsung menghindar jika mencium baunya. Namun, tikus yang sel-sel tertentu pada indera penciumannya diambil melalui rekayasa genetika tidak memperlihatkan tanda-tanda takut sedikitpun," ujar Ko Kobayakawa, salah satu penelitinya.Dalam percobaan, tikus yang diubah secara genetik dengan berani mendekati tikus, bahkan mencium, dan bermain dengannya. Kobayakawa mengatakan tentu yang dipilih kucing domestik yang jinak dan kemungkinan menerkam tikus kecil.Mengendalikan takutKim Dae-soo, profesor genetika otak dari Korea Advanced Institute Science and Technology, menanggapi temuan ini sebagai terobosan. Ia mengatakan hasil penelitian Kobayakawa lebih lanjut dapat menjelaskan apa pengertian takut sebenarnya dan bagaimana mengendalikannya."Orang selama ini berpikir bahwa tikus takut terhadap kucing karena kucing memangsanya, namun bukan itu masalahnya," ujarnya. Jika aliran sinyal di otak diamati saat seseorang ketakutan, lanjutnya, saya kira kita dapat menemukan jaringan otak yang penting untuk mengendalikan rasa takut.

0 komentar: